Oleh
: Firman D. Permana
Mungkin bagi sebagian orang
nama Iskandar Ys sudah tidak asing lagi, hampir tiap hari tulisannya selalu
hadir dalam beberapa Grup Sastra di media sosial Facebook. Dalam edisi kali ini
kita akan sedikit lebih mengenal sosok “ Bang Is “ melalui sesi wawancara
singkat tentang latar belakang dan tanggapannya mengenai Sastra Cyber
Indonesia.
Pria bernama lengkap Iskandar
Yusuf ini lahir di Bone pada tanggal 21
Oktober 1961, Sosok yang menyandang gelar S2 filsafat ini saat ini mempunyai
usaha pembibitan ayam bangkok yang baru saja dirintisnya sekitar 3 bulan yang
lalu.
Pada awalnya Bang Is sama
seperti sebagian orang yang menganggap bahwa media sosial Facebook ‘tidak
bermanfaat’ lantaran hanya digunakan sebagai wadah ajang eksis untuk tempat
guyon, curhat, ataupun hal hal yang sepele lainnya. Dengan semakin berkembangnya
teknologi juga turut andil dalam memperbanyak masyarakat untuk setidaknya
memiliki sebuah akun Facebook. Maka secara otomatis juga semakin menjamurnya
akun akun yang berstatuskan tulisan yang sekedar tempat curhat dan bahkan
menghujat. Maka itu Bang Is berpikiran bahwa sebaiknya media sosial Facebook
juga digunakan untuk berbagi hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi orang
banyak. Alhasil setiap kali menuliskan baik puisi dan juga beberapa filosofi
yang bertujuan sebagai motivasi mendapatkan apresiasi dan reaksi yang positif.
Hampir tiap hari Bang Is
selalu memposting karyanya, tak pernah habis inspirasi yang dimiliki Bang Is,
inspirasi bisa dengan mudah didapatkan mulai dari diri sendiri ataupun
lingkungan sekitar.
“Kalau puisi bisa saya
dapatkan inspirasi dari sekitarnya, namun lebih banyak itu dari suara jiwa
saya, makanya saya buat grup Puisi Suara Jiwa, suara jiwa dapat di 'dengar'
atau di 'rasa' oleh yang membacanya... kalau tulisan sosial, politik karena
saya melihat negeri ini semakin lama semakin tidak bertuan saya menulis sejak
smp, beberapa puisi dan soliloquy pernah dimuat di majalah aktuil, tahun 80-an
saya kolumnis free lance di dua surat kabar daerah .“ begitu tulisnya.
Keaktifan duda berputri satu
ini tidak hanya sebagai pemosting karya tulisnya, tapi Bang Is juga membuat
beberapa grup Facebook yang memiliki spesifikasi tersendiri dalam setiap
grupnya. Seperti Grup Puisi Suara Jiwa yang khusus memposting hasil karya
berupa puisi dari para anggotannya. Lalu ada KRONIKA dimana anggotanya dapat
mengirimkan tulisan atau pemikiran yang bersifat Konstruktif tentang kritik
Sosial, Politk dan Hukum. Dan juga Grup KOPI PAHiT yang memberikan ruang bagi
anggotanya untuk saling memotivasi, dan belajar bagaimana mengelola kehidupan
dengan semangat untuk tidak menyerah, dalam grup ini setiap anggota hanya boleh
mengirimkan tulisan yang mendorong terbukanya inspirasi-inspirasi baru yang
memungkinkan anggota lainnya untuk lebih mudah mengambil keputusan dan hikmah
dari setiap peristiwa yang dialami. Tidak hanya itu, Bang Is juga membuat grup
puisi Soul Sound Poet, yang mana setiap hasil karya yang diposting menggunakan
bahasa Inggris.
“Saya buat grup puisi Soul
Sound Poet, membernya komunitas luar negeri, itu grup versi bhs inggris, disana
saya tahu sastra, puisi, kita tidak kalah halusnya dengan pusi karya barat,
sering puisi saya mendapat apresiasi, rata2 mereka memberi pujian lewat inbox “
jelasnya.
Jika ditelisik lebih
dalam,setiap karya dari Bang Is ini terpengaruh gaya bahasa seorang Khalil
Gibran dan juga Chairil Anwar dan Remy Silado. Yang dibenarkan oleh pemilik
akun lain Iskandar Ys Poet ini.
“Bagus, saya respect, meski banyak mereka baru
sekedar mencoba menulis puisi, tetapi lebih baik sebagai awal menjadi baik
dalam penulisannya, ada grup dimana saya member disana, Forum sastra Indonesia
(Forsasindo) anggotanya 38 ribu lebih, sayang
adminnya tidak 'turun' ke lapangan meng-appreciate
tulisan-tulisan membernya. “ Begitu jawaban Bang Is saat ditanya tentang
tanggapannya mengenai begitu maraknya grup grup Facebook yang menggangkat
sastra baik itu berupa grup pembelajaran tentang sastra, ataupun grup yang
khusus memberikan tempat untuk mengapresiasi segala bentuk karya tulis para
anggotanya.
Sebagaimana seorang penulis
dan sastrawan lain Bang Is berharap bahwa karya karyanya dapat dibukukan atau
setidaknya berkontribusi dalam sebuah antologi baik itu puisi maupun soliloquy.
” kalau ada yang berminat dengan senang hati saya dapat bekerjasama “ begitu
tulisnya.
Saat ditanya mengenai impian
yang ingin dicapai dalam dunia Sastra Cyber Bang Is dengan penuh harap
menjawab.
“ saya berharap lahir
penulis2 muda yang berkualitas dengan memanfaatkan IT dari FB ini, Cyber sebuah
ruang untuk kita bisa lebih dalam lagi memahami karya2 sastra ternama, dahulu
kita tidak mengenal cyber, tetapi banyak tokoh sastra yang lahir dari kondisi
apa adanya, banyak karya yg hebat berawal dari tulisan dari bungkus rokok, saya
menaruh harapan Rubrik Sastra Cyber - Jurnal Puraka Sastra menjadi wadah
sekaligus pionir di bidang sastra, semakin orang memahami sastra semakin santun
seseorang dalam bertindak, saat ini kita butuh banyak orang santun di negeri
ini ”.
Dan sebagai penutup wawancara
Bang Is memberikan saran agar para generasi muda cyber memanfaatkan teknologi
cyber ini dengan optimal untuk sebuah karya yang hebat.
(Diambil dari rubrik Sastra Cyber majalah Purakasastra Edisi 1)
0 comments:
Post a Comment