Oleh:
Christin Putri Ayuastuty
I. Pengantar
Orang mungkin bisa membuat puisi. Tetapi
tidak banyak orang yang bisa membedah puisi. Banyak penyair yang kesulitan
membedah puisi orang lain. Harus diakaui membedah puisi bukanlah perkara
gampangan. Butuh konsentrasi yang tinggi, untuk menelusuri jejak makna yang
terkandaung dalam tulisan puisi.Belum lagi, persoalan para penyair yang
menggunakan bahasa-bahasa khusus, yang tidak mudah dimengerti serta kemampuan
para pembedah yang kurang mantap.Barangkali, dari persoalan seperti itulah yang
menyebabkan munculnya krisis apresiator.
Mengutip apa yang dikatakan oleh Ricky
Richard Sehajun, “ perkara bedah adalah perkara seni menafsir. Penyair lekat
dengan, kebebasan dalam ‘mempermainkan’ kata menjadi puisi. Pun pula,
apresiator lekat dengan kebebasan menafsir. Dalam perspektif tafsiran puisi,
tidak ada yang disebut kegagalan menafsir. Gerak dan rentetan tafsir, yang
kerap kali tidak sesuai dengan ide penyair, bukanlah sebuah kebodohan.Justru,
menampilkan teater menarik dalam kontek pengembangan makna awali. Seorang
Apresiator adalah pahlawan penjelas dalam teater puisi yang berwajah muram.
Ia seolah-olah menjadi medium langsung yang
mempertemukan penyair dan pembaca, juga antarpembaca.”
II. Bagaimana Membedah Puisi
Kemampuan membedah karya puisi, tidak muncul
begitu saja. Ia perlu diasah, dilatih sehingga menjadi tajam. Puisi bisa
dikupas, jika orang dibawa pada pergumulan identitas unsur puisi. Unsur yang
dimaksd yakni Intrinsik dan Ektrinsik.
Unsur Intrinsik bermuara dari dalam tubuh
puisi, mencakup; pergumulan tema, imajinasi dan rasa, simbolis,
musikalitas, diksi, penokohan, pencitraan, amanat/ pesan, makna, tipografi,
rima, aliran dan jenis. Unsur ektrinsik bermuara dari luar tubuh puisi,
mencakup ; konteks hidup penyair, situasi ekonomi, sosial, politik, agama,
budaya, dll. Dalam membedah puisi, sebaiknya, dibedah perbait, sehingga nampak
ulasan bedah yang komprehensif. Berikut teknik membedah puisi.
1. Ekstrinsik
A. Biografi
penyair (Menerka tokoh-tokoh yang mempengaruhi penyair)
B. Situasi
dan konteks puisi dibuat ( Sosio-Kultur, agama, politik, dll)
2. Intrinsik
Puisi
A. Pengantar
Singkat
Memberi latar belakang soal alasan membedah
puisi.
B. Pergumulan Tema atau Judul
Judul
sangat penting dalam puisi. Ia merupakan
gagasan inti yang dikristalkan. Pada saat membaca judul, lontarkan
beberapa pertanyaan. Misalnya; apa kira-kira yang ingin disampaikan oleh
penyair dengan judul tersebut? Apa nanti ada kesesuaian antara judul dan tubuh
puisi? Apakah puisi tersebut betul-betul mengulas tuntas soal judul? Siapa
(objek) yang ditelusuri dalam perspektif penyair.
C.
Struktur fisik
1.
Diksi (Simbolisasi dan majas)
Menelususi
penggunaan bahasa simbol. Penggunaan majas dan gaya bahasa yang dipakai.
Mencari makna simbol, kata kiasan, majas yang diberikan oleh pengarang. Gaya
kata yang berkaitan dengan tubuh teks puisi (misalnya, alam, manusia,binatang,
dll). Tujuan, menemukan rasa estetika dan ragam bahasa yang dipakai.
2. Versifikasi : rima, ritma dan metrum.
Rima
adalah pengulangan bunyi untuk membentuk orkestrasi dalam puisi. Ritma/ Ritme:
soal kenampakan gerakan bunyi tinggi dan rendah, keras dan lembut. Metrum :
Irama dan tekanan suku kata setiap bait. Metrum juga akan terlihat ketika puisi
dibacakan dengan baik, sesuai dengan tanda baca yang memberi alur tekanan dan rotasi nafas yang putus-sambung.
Menggunakan rima apa dalam puisi? Termasuk penjelasan soal irama yang
ditimbulkan oleh rima, sehingga memunculkan luapan orkestrasi yang indah dan
kuat.
3.
Tipografi (Tampilan teks).
Telaah
soal tampilan baris. Berapa baris dan bait.
Aliran dan jenis Puisi. Soal, penggolongan puisi.
D.
Struktur batin (sense, feeling, tone, intention)
1. Situasi batin (Imajinasi dan perasaan)
Pembaca
dibawa pada situasi real? Imajinatif?. Mengenai perasaan senang, sedih,
menakutkan, khawatir, horor.
2. Menafsir Pesan (Amanat)
Apa sesungguhnya yang disampaikan oleh
penyair untuk pembaca. Apakah puisi tersebut merupakan jawaban atas sebuah
masalah? Mengulas tokoh? Mendeskripsikan pengalaman pahit, suka duka. Apa yang
ingin disampaikan penyair tentang dirinya?
E.
Kesimpulan
Mencakup
kesimpulan, kritik teks dan saran. Entah itu untuk teks maupun untuk pembaca.
Bisa ditambahkan dengan catatan tertentu.
III.
Penutup
Membedah puisi memang berada dalam konteks
tafsiran, berdasarkan cara berpikir masing-masing orang. Barangkali tulisan
ini, menjadi salah satu alternative penuntun bagi siapa saja yang ingin
menafsir puisi.
[1] Ricky Richard Sehajun, dalam catatan di
Group Ruang Imajinasi, pengungakapan sastra dan kreatif bermain kata-kata.
https://www.facebook.com/notes/ruang-imajinasi-pengungkapan-rasa-dan-kreatif-bermain-kata-kata/membedah-puisi/758477200856838.
Akses, 15 Februari 2015.
[2]
Bdk. Catatan dari Ricky Richard Sehajun, dalam
https://www.facebook.com/notes/ricky-richard-qzjun/menulis-esai/951769388169010